Kali ini kita akan napak tilas petilasan keramat mbah Syech Maulana Ishaq yang konon makamnya ada di persia yang sekarang menjadi Singapura.Dilihat dari silsilahnya bahwa beliau adalah putra dari Sayyid Husain Jamaluddin. Yang berjuluk Syech Jumadil Kubro. Maulana Ishaq adalah adik dari Maulana Malik Asmaraqandi [Sunan Gresik].
Sama dengan kakaknya, yakni Maulana Malik Ibrahim Asmaraqandi [Sunan Gresik]. Jadi Maulana Ishaq dilahirkan di Samarkand, Uzbekistan. Dahulu bagian dari wilayah Kerajaan Turki Utsmani. Dalam satu data, diperoleh bahwa Maulana Ishaq ini adalah masih kerabat dan tuan guru dari Laksamana Cheng Ho.
Silsilah keluarga Maulana Ishaq yang lengkap dan benar adalah: Maulana Ishaq bin Husein Jamaluddin [Syaikh Jumadil Kubro] bin Ahmad Syah Jalaluddin bin 'Abdullah Khan bin Abdul Malik Azmatkhan bin 'Alwi 'Ammil Faqih bin Muhammad Shohib Mirbath bin 'Ali Khali Qasam bin 'Alwi Shohib Baiti Jubair bin Muhammad Maula Ash-Shaouma'ah bin 'Alwi Al-Mubtakir bin 'Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin 'Isa An-Naqib bin Muhammad An-Naqib bin 'Ali Al-'Uraidhi bin Imam Ja'far Ash-Shadiq bin Imam Muhammad Al-Baqir bin Imam 'Ali Zainal 'Abidin bin Imam Husain Asy-Syahid bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah Saw.
Hubungannya dengan Wali Songo yang lain adalah: [Maulana Ishaq adalah adik kandung Maulana Malik Ibrahim Asmaraqandi yang berjuluk Sunan Gresik], [Maulana Ishaq adalah paman dari Sunan Ampel Surabaya dan Sayyid Ali Murtadha yang berjuluk Sunan Santri atau Raden Santri atau Raja Pendeta], [Maulana Ishaq adalah ayah kandung dari Sunan Giri Gresik], [Maulana Ishaq adalah kakek paman dari Sunan Bonang, Sunan Drajat dan Sunan Ngudung] dan [Maulana Ishaq adalah Buyut paman dari Sunan Kudus].
Siar Maulana Ishaq ke Belambangan Banyuwangi
Di awal abad 14 M. Kerajaan Blambangan diperintah oleh Prabu Menak Sembuyu, salah seorang keturunan Prabu Hayam Wuruk dari kerajaan Majapahit. Raja dan rakyatnya memeluk agama Hindu dan ada beberapa yang Memeluk agama Budha. Kerajaan Blambangan terdapat di daerah Banyuwangi Selatan, dekat dengan daerah Muncar.
Pada suatu hari Prabu Menak Sembuyu gelisah, demikian pula permaisurinya, sebabnya putri mereka satu-satunya sudah jatuh sakit selama sebagian bulan. Sudah diusahakan mendatangkan tabib untuk mengobatinya namun sang putri belum sembuh juga.
Memang pada waktu itu kerajaan Blambangan sedang dilanda pegebluk atau wabah penyakit. Banyak sudah korban berjatuhan. Menurut gambaran babad Tanah Jawa esok sakit dan sorenya mati. Seluruh penduduk sangat prihatin, berduka cita, dan hampir semua kegiatan sehari-hari menjadi macet total,
Atas usulan permaisuri Prabu Meunak Sembuyu kemudian mengadakan sayembara, siapa yang dapat menyembuhkan putrinya akan diambil menantu dan siapa yang dapat mengusir wabah penyakit di Blambangan akan diangkat sebagai Bupati atau Raja Muda.
Sayembara disebar dihampir pelosok negeri. Sehari, dua hari, seminggu bahkan berbulan-bulan kemudian tidak ada seorangpun yang menyatakan kesanggupannya untuk mengikuti sayembara 'itu.
Permaisuri makin sedih hatinya. Prabu Menak Sembuyu berusaha menghibur isterinya dengan mengutus Patih Bajul Sengara untuk mencari pertapa sakti guna mengobati penyakit putrinya,
Diiringi sebagian prajurit pilihan, Patih Bajul Sengara berangkat melaksanakan tugasnya. Para pertapa bisanya tinggal di puncak atau lereng-lemng gunung, jadi kesanalah Patih Bajul Sengara mengajak pengikutnya mencari orang-orang sakti, Patih Bajul Sengara akhirnya bertemu dengan Raja Kandaya yang mengetahui adanya seorang tokoh sakti dari negeri seberang. Orang yang dimaksud adalah Syech Maulana lshaq yang sedang berdakwah secara sembunyi-sembunyi di daerah Blambangan. Tepatnya di Kota Banyuwangi [Sekarang tempat berdakwahnya Maulana Ishaq, oleh masyarakat Banyuwangi dibangun sebagai Masjid dan di beri nama Masjid Jami’ Baiturrahim, di depan Polres Banyuwangi].
Patih Bajul Sengara dapat bertemu dengan. Syech Maulana lshak yang sedang bertafakkur di sebuah goa yang terdapat di kawasan Rogojampi, di daerah Cemoro. Setelah terjadi negosiasi bahwa Raja dan Umat Blambangan mau diajak memeluk agama Islam jadi Syech Maulana Ishak bersedia datang ke istana Blambangan. la memang piawai dibidang ilmu kedokteran, putri Dewi Sekardadu sembuh dan setelah diobati Pagebluk juga lenyap dari wilayah Blambangan.
Sesuai janji Raja jadi Sekh Maulana Ishak dikawinkan dengan Dewi Sekardadu. Diberi kedudukan sebagai Adipati untuk menguasai beberapa wilayah Blambangan tepatnya di Banyuwangi bagian Utara, yang kini menjadi Kota Banyuwangi. Dari daerah sinilah lahir seorang bayi mungil yang elok, namanya Sayyid ’Ainul Yaqin yang kelak setelah dewasa berjuluk Sunan Giri. Oleh masyarakat Banyuwangi, daerah kelahiran Sunan Giri, dijadikan nama desa dan kecamatan, yakni Kecamatan Giri.
.
Hasutan dan Fitnah kepada Maulana Ishaq
Tujuh bulan sudah Syech Maulana Ishak menjadi Adipati baru di Blambangan. Makin hari semakin bertambah banyak saja penduduk Blambangan yang masuk agama Islam. Sedangkan Patih Bajul Sengara tidak henti-hentinya mempengaruhi sang Prabu dengan hasutan-hasutan jahatnya. Hati Prabu Menak Sembuyu maka panas mengetahui hal ini.
Patih Bajul Sengara sendiri tanpa sepengetahuan sang Prabu sudah mengadakan teror pada pengikut Syakh Maulana Ishak. Tak sedikit penduduk Kadipaten yang dipimpin Syech Maulana Ishak diculik, disiksa dan dipaksa kembali kepada agama lama, Walaupun kegiatan itu dilakukan secara rahasia dan sembunyi-sembunyi pada akhirnya Syech Maulana Ishak mengetahui juga.
Pada saat itu Dewi Sekardadu sedang hamil tujuh bulan. Syech Maulana Ishak sadar, jika hal itu diteruskan akan terjadi pertumpahan darah yang seharusnya tak perlu, Kasihan umat jelata yang harus menanggung akibatnya. Jadi ia segera berpamitan kepada isterinya untuk pergi meninggalkan Blambangan. Maulana Ishaq pergi menuju Gresik untuk bertemu dengan kakaknya, yakni Maulana Malik Ibrahim, seminggu kemudian ia menuju Ampel Denta menemui keponakannya, yakni Sunan Ampel dan menitipkan bayinya yang masih ada di Blambangan. Maulana Ishaq kemudian berlayar menuju Kerajaan Samudera Pasai, dan berdakwah di sana.
Demikianlah, pada tengah malam, dengan hati berat karena harus meninggalkan isteri yang hamil tujuh bulan, Syech Maulana Ishak berangkat meninggalkan Blambangan seorang diri. Besok harinya sepasukan besar prajurit Blambangan yang dipimpin Patih Bajul Sengara menerobos masuk wilayah Kadipaten yang sudah ditinggalkan Syech Maulana lshak,Tentu saja Patih kecewe, meski seluruh isi istana di obrak-abrik ia tak menemukan Syakh Maulana Ishak yang sangat dibencinya.
Dua bulan kemudian dari rahim Dewi Sekardadu lahir bayi laki-laki yang elok rupawan. Sesungguhnya Prabu Menak Sembuyu dan permaisurinya merasa senang dan bahagia melihat kehadiran cucunya yang tampan dan rupawan itu. Bayi itu lain daripada yang lain, wajahnya mengeluarkan cahaya terang.
Lain halnya dengan Patih Bajul Sengara. Ia menghasut Prabu Menak Sembuyu agar terus membunuh Syaikh Maulana Ishaq dan membunuh bayinya. Kebetulan setelah ditinggal Maulana Ishaq, kondisi Blambangan menjadi terjangkit lagi oleh penyakit Pagebluk tersebut. Penyakit pagebluk semacam penyakit Tho’un atau virus flu burung atau flu babi.
Patih Bajul Sengara menghasut Raja dengan berkata: "Bayi itu ! Benar gusti Prabu ! Cepat atau lambat bayi itu akan menjadi bencana di kemudian hari. Wabah penyakit inipun menurut dukun-dukun terkenal di Blambangan ini disebabkan adanya hawa panas yang memancar dari jiwa bayi itu !" kilah Patih Bajul Sengara dengan alasan yang dibuat-buat. Sang Prabu tak cepat mengambil keputusan, dikarenakan ia terlanjur menyukai kehadiran cucunya itu, tapi sang Patih tiada bosan-bosannya menteror dengan hasutan dan tuduhan keji akhirnya Sang Prabu terpengaruh juga.
Meski demikian tiada tega juga ia memerintahkan pembunuhan atas cucunya itu secara langsung, Bayi yang masih berusia empat puluh hari dimasukkan ke dalam peti dan diperintahkan untuk dibuang ke Samudera. [Bersambung ke Biografi Sunan Giri].
Bagaimana dengan Maulana Ishaq?. Maulana Ishaq kemudian singgah ke Gresik menemui Maulana Malik Ibrahim, untuk melaporkan hasil dakwahnya di Blambangan dan memohon usulan kepada kakaknya itu sebagai ketua Wali Songo Periode 1. Oleh kakaknya, Maulana Ishaq disarankan ke Surabaya dulu untuk beristirahat selama 40 hari menemui Sunan Ampel, dan ditugasi untuk berdakwah ke Kerajaan Samudera Pasai. Kebetulan Kerajaan Samudera Pasai membutuhkan seorang Penasehat [Mufti]. Maulana Ishaq menjadi Anggota Wali Songo selama 2 Periode. Kemudian pada periode ke 3 digantikan oleh putranya, yakni Sunan Giri. Dari data yang didapatkan oleh penulis, Maulana Ishaq akhir hanyat di Singapore yang saat itu merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Samudera Pasai. Dan dimakamkan di sana.
Itulah sedikit ulasan dari napak tilas dari petilasan keramat Syech Maulana Ishaq semoga dapat memberikan wawasan kedapa kita tentang ulama-ulama yang ada dinusantara ini.
sumber lain mengatkan bahwa makam beliau ada di Jombang Jl.Garuda Ds.Tambak beras desa tambak rejo Jombang Jawa Timur
Oleh: KH.Shohibul Faroji Al-Robbani
0 comments:
Post a Comment